+ -

Friday 19 April 2013

Peranan Psikologi dalam Membuat User Interface ( UI ) / User Experince ( UX ) Sebuah Sistem






Kata Pengantar


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Atas izinNya Saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini. Serta Shalawat dan salam tercurah kepada Rasullullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan orang – orang yang menapaki jejak sunnahnya. Selanjutnya saya ucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Filia Dina Anggareani, selaku Dosen pada mata kuliah ini, yang telah banyak membimbing dan mengarahkan kami pada pengerjaan tugas kali ini.

Karya Tulis Ilmiah ini sebenarnya masih memiliki banyak kekurangan pada beberapa bagian dan isinya, apakah itu mungkin dari segi konten, ataupun penjelasan tentang topik yang belum secara sempurna dibahas. Untuk itu, saya meminta pada Ibu ataupun teman sekalian untuk memberikan kritik dan sarannya sebagai acuan untuk membuat karya ilmiah yang lebih baik lagi ke depannya.

Walaupun demikian, semoga karya ilmiah ini dapat memberikan inspirasi bagi semuanya, ataupun setidaknya bisa menjadi bahan pembelajaran selanjutnya. Akhir kata, apabila ada kesalahan yang saya perbuat, saya selaku penulis meminta maaf terlebih dahulu. Cukup sekian, dan Terima Kasih.






BAB I
PENDAHULUAN


Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi yang semakin canggih, berbanding lurus dengan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Kompleksitas yang dimaksud menyangkut bagaimana untuk memberikan sensasi kesederhanaan dari teknik yang sangat rumit. Dari masalah ini, maka lahirlah disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana psikologi berperan penting dalam menangani hubungan manusia dengan perangkat komputasi, dalam hal ini keterlibatan antara manusia dengan komputer. Lebih detailnya bagaimana serangkaian proses, dialog dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk berinteraksi dengan komputer yang keduanya saling memberikan masukan dan umpan balik melalui sebuah antarmuka untuk memperoleh hasil akhir yang diharapkan.

Interaksi Manusia akan memberikan solusi mengenai bagaimana memberikan tampilan antar muka ( User Interface ) yang akan berdampak pada kemudahan, kenyamanan penggunaan. Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Card, Moran, dan Newel pada buku "The Psychology of Human-Computer Interaction" pada tahun 1983.

Dikarenakan interaksi manusia dengan komputer mempelajari manusia dan komputer secara bersamaan, hal tersebut menggambarkan pengetahuan pada kedua sisi mesin dan manusia. Pada sisi mesin , teknik dalam Komputer Grafis, Sistem Operasi (SO), bahasa pemrograman, dan lingkungan pengembang yang relevan. Sedangkan pada sisi manusia, menyangkut pada teori komunikasi, bidang Grafis dan Industrinya, kebahasaan, ilmu sosial, psikologi kognitif, dan faktor kemanusiaan seperti kepuasan pengguna perangkat tidak lupa dengan teknis dan metode desain.





BAB II
ISI


Perhatian terhadap interaksi  manusia – mesin penting karena  ketidaktepatan desain akan berdampak pada banyak masalah. Dalam tulisan ini, akan di fokuskan pada desain tampilan sebuah sistem untuk pengguna akhir, bagaimana desain tampilan yang bagus menurut sudut pandang psikologi. Para desainer Tampilan Pengguna (User Interface) atau disebut juga User Experince (UX)  berpendapat bahwa visual yang dilihat oleh manusia dari luar bukan merupakan sesuatu hal yang dapat dilihat dari sisi otak manusia. Karena sesuatu yang di lihat, akan di interpretasi lagi oleh otak. Otak manusia memiliki jalan pintas untuk menginterpretasi dengan cepat sensasi visual dari apa yang kita lihat, otak menerima jutaan input sensor setiap detik ( ± 40 Juta ) dan berusaha membuat sensasi semua input visual itu.

Hal pertama yang perlu dilakukan dalam membuat UI/UX adalah memperhatikan warna, untuk kasus ini warna yang dimaksud adalah sebagai pemicu perhatian terhadap konten yang ingin di berikan kepada user. Tetapi perlu juga diperhatikan, apa yang dimaksudkan oleh seorang desainer UI/UX untuk dilihat oleh user, pada kenyataan tidak sama dengan apa yang dilihat oleh user dari sudut pandang mereka. Hal ini bergantung pada latar belakang, pengetahuan, daya tarik apa yang ingin mereka lihat.

Warna berfungsi untuk memberikan vibrasi tertentu di dalam desain UI/UX. Begitu hebatnya kekuatan warna, sehingga bisa memberikan efek psikologis kepada semua orang yang melihatnya. Di dalam terapi kesehatan, warna juga di gunakan untuk membantu pasien menjadi lebih cepat sembuh. Selain itu lewat warna kita juga bisa mengetahui kepribadian seseorang. Contoh pengaplikasian warna pada desain UI, dan bagaimana psikologi menanggapi makna warna itu sendiri sehingga seorang UI desainer dapat memahami bagaimana membuat UI yang sesuai target adalah sebagai berikut .

1.       Hitam
Hitam adalah warna yang gelap, suram, menakutkan tetapi elegan. Kamu yang menyukai warna hitam cenderung punya pemikiran yang konservatif. Sangat tahu apa kelebihan diri sendiri. Warna hitam juga cenderung membuat ingin tampil seksi dan percaya diri.

2.       Pink (Merah Muda)
Merah muda adalah warna yang feminin, kalau menggunakan warna ini pasti kamu berurusan dengan sesuatu yang bersifat kewanitaan. Efek cinta romantis juga bisa timbul dari warna merah muda ini, agak sedikit berbeda dengan warna merah yang lebih menggambarkan ‘gairah yang berani’. Tetapi banyak juga desainer yang berani menggunakan warna merah muda ini dengan terang-terangan. Misalnya dengan kombinasi hitam dan merah muda sebuah desain bisa menjadi terlihat unik.
     Meskipun merupakan warna feminin atau girly, sebenarnya warna ini menyembunyikan kepribadian kamu yang misterius. Jadi, tak benar jika seseorang yang menyukai warna pink adalah sosok yang sangat girly, bisa jadi ia pandai memainkan gayanya.

3.       Merah
Merah adalah warna yang kuat sekaligus hangat. Biasanya digunakan untuk memberikan efek psikologi panas, berani, marah dan berteriak. Beberapa studi juga mengindentifikasikan merah sebagai warna yang sexy.
Di dalam desain, kita bisa menggunakan warna merah sebagai aksen karena sifatnya yang kuat. Misalnya, foto hitam putih di berikan aksen warna merah sedikit saja sudah bisa membuat foto tersebut menjadi terlihat berbeda.
     Kamu yang suka warna merah biasanya sangat suka berada di tengah banyak orang dan menjadi pusat perhatian. Selain itu juga suka berpetualang dan tak suka ditentang.

4.       Biru
Biru adalah warna favorit para pria dan termasuk warna yang cool. Kalau di dunia desain, biru sering di sebut “warna corporate” karena hampir semua perusahaan menggunakan warna biru sebagai warna utamanya. Tidak heran memang, karena biru merupakan warna yang termasuk tenang  dan bersifat penyendiri. Tapi efek lain warna biru adalah sering di anggap sebagai warna yang sedih.
     Seperti kesan yang didapat dari kejernihan warnanya, kamu yang menyukai warna biru adalah sosok penyayang dan berjiwa bebas.

5.       Orange
Oranye adalah hasil peleburan merah dan kuning, sehingga efek yang di hasilkan masih tetap sama, yaitu kuat dan hangat. Warna ini sering di gunakan pada tombol website yang penting, seperti ‘buy now’ , ‘register now’ dan lainnya yang sejenis, istilahnya adalah ‘call to action’ button. Pertanyaannya kenapa? itu karena oranye warna yang mencolok selain merah, jadi orang akan bisa fokus ke tombol tersebut walaupun dalam ukuran kecil. Dari sisi psikologis sebenarnya warna oranye memberikan kesan tidak nyaman, dan sedikit gaduh. Mungkin karena sebab itulah warna ini paling banyak di pakai untuk menarik perhatian orang.
     Warna ini menunjukkan kamu adalah orang yang tulus, menikmati tantangan dan hal-hal baru. kamu juga punya ambisi besar serta senang menjadi pusat perhatian.

6.       Kuning
Kuning adalah warna yang ceria, menyenangkan. Kuning masih satu keluarga sama Merah dan Oranye. Tidak heran warna kuning identik dengan mainan anak-anak. Kuning juga biasanya di gunakan untuk mendapatkan perhatian dari orang yang melihat desain kita. Ingat rambu lalu lintas yang memberikan tanda bahaya? Semua di dominasi warna kuning atau merah.
     Jika kamu suka warna kuning, maka kamu adalah orang yang optimis. Suka akan tantangan dan kegiatan di luar ruangan, terutama olahraga. Kamu adalah orang yang fleksibel dan punya intuisi yang kuat.

7.       Putih
Putih adalah warna yang murni, tidak ada campuran apapun. Makanya sering dianggap sebagai warna yang menimbulkan efek suci dan bersih. Ketika kita ingin membuat desain yang simple dan minimalis, menggunakan warna putih adalah salah satu langkah yang tepat.
     Warna putih ini dikatakan sebagai warna netral, dan demikian pula dengan yang memfavoritkan warna satu ini. kamu cenderung pecinta damai dan tak suka memihak. Kamu juga termasuk orang yang tenang dan mudah berteman dengan siapa saja.

8.       Hijau
Hijau adalah warna yang tenang karena biasanya dikaitkan dengan lingkungan dan alam. Di dalam desain, kita bisa menggunakan warna hijau untuk memberikan kesan segar. Dan dengan mudah kita bisa memberikan nuansa membumi dengan kombinasi warna hijau dan coklat gelap. Jika warna merah bisa diibaratkan sebagai musik rock dengan hentakan keras dan cepat, maka warna hijau bisa diibaratkan sebagai musik klasik. Maka itu berhati-hatilah memadukan merah dan hijau, karena akan sedikit bermasalah.
     Jika kamu pecinta hijau, maka tak salah lagi, kamu adalah sosok pecinta lingkungan. Sekalipun mungkin kamu bukan orang yang terjun di dalam organisasi pecinta lingkungan, namun kamu berusaha menjaga lingkungan sekitar. Kamu juga sosok yang keras kepala, namun sekaligus teman yang menyenangkan.

Selain warna, menggunakan pola juga bagus untuk memudahkan user dalam memahami tampilan yang kita buat. Misalnya dalam membuat tampilan Web kita bisa menggunakan banyak pola guna mengambil perhatian user yang secara otomatis akan melihat konten yang kita berikan pola tadi. Pola di sini maksudnya adalah membagi konten – konten yang ada dalam bentuk yang lebih terstruktur, rapi, dan tingkat pemahaman user akan lebih mudah. Implementasi dalam hal ini adalah layout tampilan yang menampilkan hanya yang perlu saja, jika hal ini tidak memungkinkan maka dapat menggunakan beberapa teknik yang sudah banyak diterapkan oleh produsen perangkat lunak dunia, misalkan pada Microsoft Office 2003 ke bawah, semua icon – icon toolbar diletakkan hanya dalam satu penampang sehingga tampak Berantakan, dan perubahan dilakukan pada produk selanjutnya Microsoft Office 2007 ke atas sudah di ubah menjadi lebih terstruktur dan terlihat lebih sederhana. Karena icon – icon dibuat menjadi beberapa grup, sehingga user dapat memilih grup tools yang akan dipakainya. Pemilihan icon untuk memudahkan user memahami objek, gunakan gambar geometri sederhana atau gunakan icon 2D yang melambangkan icon objek yang dimaksud.





BAB III
PENUTUP




KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian - uraian singkat sebelumnya, maka sangat jelas seorang desainer UI/UX tidak boleh sepele dengan sudut pandang disiplin ilmu psikologi terhadap apa yang akan dikerjakannya. Mulai dari pemilihan warna, pola desain (bisa disebut layout atau tata letak konten dalam UI).

Jadi dapat disimpulkan bahwa peran Psikologi tidak dipisahkan dengan teknik desain sebuah UI yang baik.

Sekian Tulisan Saya Buat semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya para Desainer UI yang ingin membangun sebuah sistem. Kritik dan saran Para Pembaca akan sangat bermanfaat bagi pengembangan tulisan ini.






DAFTAR PUSTAKA




  • Card, Stuart K., 1983. The Psychology of Human Computer Interaction. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
  • Feldman, Robert S., 2011. Understanding Psychology. McGraw-Hill, Inc,.
  • Atkinson, Rita L.,Introduction to Psychology, 11th Ed., Harcourt Brace Jovanovich, 1993.
  • Saya Eddy T. Hartoko : http://flash-ehartoko.blogspot.com, Waktu Akses : 19 April 2013, 20.27WIB
5 Anwar Pasaribu's Blog Peranan Psikologi dalam Membuat User Interface ( UI ) / User Experince ( UX ) Sebuah Sistem Kata Pengantar Alhamdulillah, segala puji b...

No comments:

Post a Comment

>