Dalam menjalani hidup, wajah adalah bagian paling unik dari setiap individu. Bentuk dan ukuran mata, telinga, hidung, dan mulut adalah yang membuat anda berbeda dengan orang lain. Tujuan utama wajah kita bukan hanya sekedar pengenal diri kita, tetapi agar kita dapat mengindrai dunia. Mata kita dapat melihat dunia, telinga dapat mendengar dunia, hidung untuk membauinya, mulut kita untuk mengecap, dan bersama indra – indra lainnya memungkinkan kita mendapat sebagian besar pengetahuan tentang dunia.
Manusia tidak pernah terlepas dari pemakaian alat indera. Sangat jelas karena tanpa itu, seseorang pasti akan sangat menderita. Bagaimana tidak, di saat kita berada di sekitar orang – orang yang kita sayangi, kita tidak dapat mendengarkan apa – apa, atau bahkan tidak dapat melihat orang – orang tersebut.
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, manusia diberikan setidaknya lima alat indra paling mendasar yaitu :
1. Penglihatan
2. Pendengaran
3. Penciuman
4. Pengecapan, dan
5. Sentuhan.
Kelima alat indra tersebut masuk dalam kategori dasar karena sebenarnya kemampuan manusia lebih dari itu, misalnya seorang ibu yang merindukan anaknya yang sedang belajar di luar kota, secara spontan seorang anak akan merasa rindu juga pada ibunya pada waktu yang bersamaan. Hal ini berkaitan dengan partikel “kuark” yang ada pada anak dan ibu yang mengakibatkan perasaan yang sama, pada waktu yang bersamaan. Sedangkan hubungannya dengan kelima alat indra dasar di atas yaitu stimulus yang yang diberikan seorang ibu, membangkitkan sensasi pada diri anak seolah – olah melihat ibu, atau mendengarkan suara ibunya ( Dalam konteks bukan video konferensi ).
Contoh lain kemampuan alat indra manusia, kita tidak hanya sensitif pada sentuhan saja tetapi mencakup rasa sakit, tekanan, temperatur, dan getaran. Sebagai tambahan selain untuk mendengar, telinga juga berperan dalam hal keseimbangan kita.
Pada tingkat psikologis sensasi adalah pengalaman yang ditimbulkan oleh stimuli sederhana ( hembusan sepoi – sepoi misalnya ), sedangkan persepsi adalah interpretasi sensasi tersebut ( Air Conditioner, kipas angin, atau angin langsung ). Pada tingkat biologis, proses sensorik adalah berkaitan dengan organ indra dan tingkat tepi sistem syaraf, sedangkan proses perseptual adalah yang berkaitan dengan tingkat sistem syaraf yang lebih tinggi ( otak manusia ).
Sampai di sini kita telah membahas tentang alat indra pada manusia, dan beberapa contoh indra selain yang alat indra dasar tersebut, serta penjelasan singkat tentang judul tulisan. Berikut kita akan membahas apa itu sebenarnya sensasi dan persepsi secara lebih jelas.
Stimulus
Stimulus adalah energi dari luar tubuh manusia yang memberikan pemicu pada alat indra, sehingga organ indra manusia memberikan respon, yang seterusnya di kirim ke alat pemroses manusia untuk diterjemahkan / diinterpretasikan.
Sensasi
Sensasi adalah rutin pekerjaan alat indra manusia dalam hal menangkap input masukan dari sumber tertentu dari luar. Yang diterima sesuai dengan tugas setiap alat indra, misalnya alat pendengaran akan menangkap sumber anergi yang merupakan gelombang suara yang bisa didengarkan, penglihatan yang menerima sinar pantulan cahaya ke objek yang dilihat, perabaan yang menerima input dari gesekan suatu objek terhadap kulit, pengecapan yang menerima input dari asinnya air laut, serta penciuman terhadap aroma parfum di dekat kita. Sebelum seseorang mendapatkan sebuah sensasi terhadap indranya, stimulus terlebih dahulu berperan penting dalam hal tersebut.
Persepsi
Persepsi adalah proses penyortiran, interpretasi, analisis, dan integrasi dari stimulus oleh indra dab sistem syaraf pusat manusia ( otak ).
Saya rasa ulasan kita tentang sensasi dan persepsi cukup sekian, semoga artikel yang tidak seberapa ini dapat memberikan manfaat bagi saya sendiri, dan tentu saja para pembaca yang telah meluangkan waktunya untuk membaca sampai habis.
Terima Kasih
Sumber :
Sumber :
- Feldman, Robert S.,Understanding Psychology, McGraw-Hill, Inc, 2011.
- Atkinson, Rita L.,Introduction to Psychology, 11th Ed., Harcourt Brace Jovanovich, 1993.
No comments:
Post a Comment